Artificial Intelligence, atau Kecerdasan Buatan, telah menjadi pusat perhatian di dekade terakhir dan daya tariknya sangatlah besar. Hal ini terbukti, di mana banyak penggiat teknologi yang mengadopsinya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan berbagai perusahaan yang ingin segera mengimplementasikannya. Tentu saja, tujuan utama implementasi teknologi ini adalah untuk terus menggali potensi bisnis yang inovatif, serta untuk melakukan transformasi dalam cara mereka menjalankan bisnis.

Hal ini juga berlaku untuk industri keuangan, yang berfokus pada kegiatan payments & remittance. Kami berkesempatan untuk bekerja sama dengan Singapore FinTech Association (SFA) untuk mengadakan sharing session yang interaktif tentang “Innovation in Payments with AI”. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 22 Februari 2023, dan mengundang beberapa ahli dalam bidang lingkup terkait untuk berbagi pandangannya tentang topik yang diusung. Lebih dari 30 peserta yang berasal dari industri finance, payments, dan remittance datang ke acara sharing session ini.

Sharing Session tentang AI

CEO kami, Christopher Lim, merupakan salah satu pembicara utama dalam acara ini. Christopher Lim secara khusus membahas tentang otomatisasi sebagai bentuk ‘inovasi’ dalam industri ini. Beliau mengupas bagaimana AI dan RPA dapat menjadi paduan teknologi yang dapat membawa perusahaan menuju gerbang transformasi digital. Tidak hanya sebatas teori, Christopher Lim juga mempresentasikan sejumlah video demonstrasi cara kerja teknologi tersebut dalam mengotomatisasikan berbagai proses bisnis.

Topik tentang AI dan RPA dari Christopher Lim dilanjutkan dengan diskusi panel, di mana beberapa ahli dalam bidangnya berdiskusi tentang beberapa topik menarik yang diajukan oleh moderator (Krishna Subramanyan).

  • Apa saja tujuan perusahaan terhadap implementasi teknologi otomatisasi dengan AI?
  • Bagaimana bentuk cycle-time dalam proses implementasi teknologi ini, dari perencanaan, desain, validasi, hingga eksekusi?
  • Dalam berbagai proses yang erat kaitannya dengan regulasi, seperti layanan keuangan, bagaimana caranya untuk memberikan hasil kerja AI yang sesuai dengan peraturan dan regulasi yang berlaku?
  • Apakah pertimbangan tentang bias AI relevan dalam konteks APAC, dan khususnya dalam case seperti apa?
  • Apakah bias AI dapat dihindari? Bagaimana caranya dalam konteks penggunaan sumber data?
  • Apakah ada karakteristik proses manual tertentu yang cocok untuk dikerjakan oleh AI?
  • Apakah perusahaan perlu melakukan investasi pemeliharaan dalam implementasi AI dan berapa kisaran biayanya?
  • Bagaimana caranya untuk menentukan tingkat persentasi di mana manusia perlu terlibat dalam implementasi AI ini?

Pembicara lain yang turut serta bergabung adalah Parikshit Jawa, Shin Wee Chuang, Jian Yun Ng, dan Ho Chee Wai.

Bagaimana AI dapat membantu sebuah perusahaan?

Mengandalkan proses manual untuk menyelesaikan pekerjaan berulang dalam bisnis Anda dapat merugikan perusahaan dalam banyak hal. Kehilangan waktu dan energi secara cuma-cuma tidak dapat terhindarkan, akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan biaya operasional untuk aktivitas yang sebenarnya dapat berjalan lebih efektif. Pada akhirnya, perusaahaan akan sulit mendapatkan profit. “Waktu adalah uang” sangat relevan dalam kasus ini.

Christopher Lim menyebutkan beberapa dampak bagi perusahaan akibat dari rutinitas dan keharusan untuk melakukan pekerjaan berulang secara manual:

  1. Menurunnya produktivitas
  2. Risiko error yang lebih tinggi
  3. Meningkatnya biaya tenaga kerja
  4. Kurang dapat memenuhi dan melayani kebutuhan pelanggan
  5. Kehilangan kesempatan untuk berkembang dan berinovasi
  6. Burnout bagi karyawan

Baca tentang berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk pekerjaan manual dan berulang

Implementasi Otomatisasi dengan AI

Christopher Lim secara garis besar memberi contoh implementasi teknologi otomatisasi dengan bantuan AI untuk industri keuangan, payment, dan remittance sebagai berikut:

1. Payment Process Automation

Robot cerdas dapat mengotomatisasikan pekerjaan manual dan berulang yang terlibat dalam pemrosesan pembayaran, seperti data entry, pemrosesan dokumen, dan proses rekonsiliasi.

2. Fraud Detection

AI seperti Machine Learning dapat menganalisis data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola yang mungkin mengindikasikan adanya potensi penipuan. Sistem deteksi penipuan secara otomatis dan real-time dapat menganalisis data transaksi. Lalu, mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan seperti transfer dana yang besar, lokasi yang mencurigakan, atau pola perilaku yang tidak biasa. Sistem ini dapat menandai potensi upaya penipuan dan mencegah terjadinya transaksi penipuan.

3. Compliance

Sistem compliance yang berjalan secara otomatis dapat membantu memastikan bahwa cross-border payments telah mematuhi persyaratan peraturan, termasuk peraturan anti pencucian uang (AML) dan Know-Your-Customer (KYC). Sistem ini dapat menyaring transaksi, menandai potensi pelanggaran, dan menghasilkan laporan untuk memenuhi persyaratan peraturan.

4. Automated Reporting

Sistem pelaporan otomatis dapat menghasilkan laporan waktu nyata tentang aktivitas cross-border payments, termasuk volume transaksi, konversi mata uang, biaya, dan berbagai metrik utama lainnya. Laporan ini dapat memberikan wawasan berharga tentang tren cross-border payments dan membantu bisnis membuat keputusan yang tepat.

5. Customer-related Operations

Otomatisasi dapat mengotomatiskan pekerjaan yang berpusat untuk memenuhi permintaan dan pertanyaan pelanggan, yang dapat meningkatkan kepuasan mereka terhadap produk atau jasa tertentu yang perusahaan sediakan.

Sebagai penutup, kami mengucapkan terima kasih kepada Singapore FinTech Association (SFA), seluruh pembicara dan peserta atas partisipasinya dalam acara ini. Serta, bekerja sama dengan tim kami untuk menyebarkan informasi tentang manfaat otomatisasi dengan AI. Kami berharap, kami dapat menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam lebih banyak lagi acara sharing session seperti ini.

Oleh: Kezia Nadira